19 October 2011

Help Palestine [hidayahnet] Re : Tazkirah - Ulil Amri vs Mulkan Jabriyyan

 


Salam

[38.26] Wahai Daud, sesungguhnya Kami telah menjadikanmu khalifah di bumi, maka jalankanlah hukum di antara manusia dengan (hukum syariat) yang benar (yang diwahyukan kepadamu); dan janganlah engkau menurut hawa nafsu, kerana yang demikian itu akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah, akan beroleh azab yang berat pada hari hitungan amal, disebabkan mereka melupakan (jalan Allah) itu.

Bagaimanakan manusia yang berhukum dengan hukum-hakam toghut.. kemudian dengan bangga diri menggelarkan diri mereka ulil amri..

Sedangkan Nabi-Nabi as sekalipun..DIWAJIBKAN berhukum dengan hukum-hakam Allah SWT..

[63.1] Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (wahai Muhammad), mereka berkata: "Kami mengakui bahawa sesungguhnya engkau - sebenar-benarnya Rasul Allah". Dan Allah sememangnya mengetahui bahawa engkau ialah RasulNya, serta Allah menyaksikan bahawa sesungguhnya pengakuan mereka adalah dusta.

[63.2] Mereka menjadikan sumpahnya (atau akuannya) sebagai perisai (untuk menyelamatkan dirinya dan harta bendanya daripada dibunuh atau dirampas), lalu mereka menghalang (dirinya dan orang lain) dari menurut jalan Allah. Sesungguhnya amatlah buruk apa yang mereka telah kerjakan.

[63.3] (Perbuatan buruk) yang demikian kerana mereka mengaku beriman (di hadapan orang-orang Islam) kemudian mereka tetap kafir sesama sendiri, maka dengan sebab itu dimeteraikan atas hati mereka; lalu mereka tidak dapat memahami (yang mana benar dan yang mana salah).

[63.4] Dan apabila engkau melihat mereka, engkau tertarik hati kepada tubuh badan mereka (dan kelalukannya); dan apabila mereka berkata-kata, engkaujuga (tertarik hati) mendengar tutur katanya (kerana manis dan fasih. Dalam pada itu) mereka adalah seperti batang-batang kayu yang tersandar (tidak terpakai kerana tidak ada padanya kekuatan yang dikehendaki). Mereka (kerana merasai bersalah, sentiasa dalam keadaan cemas sehingga) menyangka tiap-tiap jeritan (atau riuh rendah yang mereka dengar) adalah untuk membahayakan mereka. Mereka itulah musuh yang sebenar-benarnya maka berjaga-jagalah engkau terhadap mereka. Semoga Allah membinasa dan menyingkirkan mereka dari rahmatNya. (Pelik sungguh!) Bagaimana mereka dipalingkan (oleh hawa nafsunya - dari kebenaran)?

WAllahua3lam
Wassalam
Hizamri

=======================================================================================

http://m.voa-islam.com/news/tsaqofah/2011/09/01/15991/pemimpin-tak-berhukum-islambukan-ulil-amri-tapi-mulkan-jabriyyan/

Kamis, 01 Sep 2011

Pemimpin Tak Berhukum Islam, Bukan Ulil Amri Tapi Mulkan Jabriyyan

Oleh: Badrul Tamam, S.PdI

Peran pemimpin di dalam Islam begitu sangat urgen. Dan bahkan, Islam sangat menganjurkan adanya kepemimpinan. Terlebih lagi, Islam tidak mungkin bisa diterapkan secara total kecuali dengan adanya kepemipinan. Begitulah Islam yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dilanjutkan para khulafaur rasyidin, dan diteruskan oleh generasi sesudah mereka dalam bentuk khilafah dan daulah Islamiyah.


Sedangkan tuntutan dari adanya kepemimpinan adalah ketaatan.  Di dalam al-Qur'an ada sebuah ayat yang memerintahkan taat kepada pemimpin. Biasanya ayat ini sering dikutip oleh para politisi partai Islam, bahkan partai non Islam seperti partai nasionalis, terutama di musim kampanye menjelang Pemilu. Ayat ini juga dijadikan dalil para pendukung pemimpin thaghut. Yaitu pemimpin yang menolak syariat Islam sebagai undang-undangnya.


Namun yang sangat disayangkan ialah umumnya mereka mengutip ayat tersebut secara tidak lengkap alias sepotong saja.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ  فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

"Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS An-Nisa ayat 59)


Ayat ini disebutkan oleh ulama sebagai hak para pemimpin yang menjadi kewajiban rakyat. Sedangkan pada ayat sebelumnya QS. An-Nisa': 58, sebagai hak rakyat yang menjadi kewajiban para pemimpin. Yaitu agar para pemimpin menunaikan amanat kepemimpinan dengan sebaik-baiknya. Memberikan hak kepada yang berhak menerimanya, dan memutuskan hukum di antara rakyatnya dengan seadil-adilnya.


Menurut Ustadz Ihsan Tanjung, ayat ini begitu populer dikumandangkan para jurkam di musim kampanye. Dan oleh para pemimpin negeri ini ayat ini juga sering disitir ketika mereka berpidato dihadapan alim ulama, ustadz, santri dan aktifis islam. tidak ketinggalan juga, para pendukung thaghut (pemimpin yang tidak memberlakukan hukum Islam) menjadikannya sebagai dalil untuk melegitimasi loyalitas dan ketaatan pada mereka. Kenapa bisa demikian? karena di dalamnya terkandung perintah Allah agar ummat taat kepada Ulil Amri Minkum (para pemimpin di antara kalian atau para pemimpin di antara orang-orang beriman).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُم

"Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu." (QS An-Nisa ayat 59)
Mereka biasanya hanya membacakan ayat tersebut hingga kata-kata Ulil Amri Minkum. Bagian sesudahnya jarang dikutip. Padahal justru bagian selanjutnya yang sangat penting. Mengapa? Karena justru bagian itulah yang menjelaskan ciri-ciri utama Ulil Amri Minkum. Bagian itulah yang menjadikan kita memahami siapa yang sebenarnya Ulil Amri Minkum dan siapa yang bukan. Bagian itulah yang akan menentukan apakah fulan-fulan yang berkampanye tersebut pantas atau tidak memperoleh ketaatan ummat.
Dalam bagian selanjutnya Allah berfirman:
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS An-Nisa ayat 59)

...Pemimpin yang memakai konstitusi selain Al-Qur'an dan As-Sunnah, tak layak disebut sebagai Ulil Amri Minkum yang sebenarnya. Mereka pantas dijuluki sebagai Mulkan Jabriyyan...

Allah menjelaskan bahwa ciri-ciri utama Ulil Amri Minkum yang sebenarnya ialah komitmen untuk selalu mengembalikan segenap urusan yang diperselisihkan kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya). Para pemimpin sejati di antara orang-orang beriman tidak mungkin akan rela menyelesaikan berbagai urusan kepada selain Al-Qur'an dan Sunnah Ar-Rasul. Sebab mereka sangat faham dan meyakini pesan Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Hujurat ayat)


Sehingga kita jumpai dalam catatan sejarah bagaimana seorang Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu di masa paceklik mengeluarkan sebuah kebijakan ijtihadi berupa larangan bagi kaum wanita beriman untuk meminta mahar yang memberatkan kaum pria beriman yang mau menikah. Tiba-tiba seorang wanita beriman mengangkat suaranya mengkritik kebijakan Khalifah seraya mengutip firman Allah yang mengizinkan kaum mu'minat untuk menentukan mahar sesuka hati mereka. Maka Amirul Mu'minin langsung ber-istighfar dan berkata: "Wanita itu benar dan Umar salah. Maka dengan ini kebijakan tersebut saya cabut kembali...!"


Subhanallah, demikianlah komitmen para pendahulu kita dalam hal mentaati Allah dan Rasul-Nya dalam segenap perkara yang diperselisihkan.


Adapun dalam kehidupan kita dewasa ini segenap sistem hidup yang diberlakukan di berbagai negara –baik negara mayoritas penduduknya Muslim maupun Kafir- ialah mengembalikan segenap urusan yang diperselisihkan kepada selain Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya). Tidak kita jumpai satupun tatanan kehidupan modern yang jelas-jelas menyebutkan bahwa ideologi yang diberlakukan ialah ideologi Islam yang intinya ialah mendahulukan berbagai ketetapan Allah dan Rasul-Nya sebelum yang lainnya. Malah sebaliknya, kita temukan semua negara modern yang eksis dewasa ini memiliki konstitusi buatan manusia, selain Al-Qur'an dan As-Sunnah An-Nabawiyyah, yang menjadi rujukan utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Seolah manusia mampu merumuskan konstitusi yang lebih baik dan lebih benar daripada sumber utama konstitusi yang datang dari Allah subhaanahu wa ta'aala.
Bila demikian keadaannya, berarti tidak ada satupun pemimpin negeri di negara manapun yang ada dewasa ini layak disebut sebagai Ulil Amri Minkum yang sebenarnya. Pantaslah bilamana mereka dijuluki sebagai Mulkan Jabriyyan sebagaimana Nabi shallallahu 'alaih wa sallam sebutkan dalam hadits beliau. Mulkan Jabbriyyan artinya para penguasa yang memaksakan kehendaknya seraya tentunya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya. 


Adapun masyarakat luas yang mentaati mereka berarti telah menjadikan para pemimpin tersebut sebagai para Thoghut, yaitu pihak selain Allah yang memiliki sedikit otoritas namun berlaku melampaui batas sehingga menuntut ketaatan ummat sebagaimana layaknya mentaati Allah. Na'udzubillahi min dzaalika.


Keadaan ini mengingatkan kita akan peringatan Allah mengenai kaum munafik yang mengaku beriman namun tidak kunjung meninggalkan ketaatan kepada Thoghut. Padahal Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk meninggalkan para Thoghut bila benar imannya.
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آَمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ  وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ  وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (QS An-Nisa ayat 60)


Sungguh dalam kelak nanti di neraka penyesalan mereka yang telah mentaati para pembesar dan pemimpin yang tidak menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai tempat kembali dalam menyelesaikan segenap perkara kehidupan.
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا  وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا  رَبَّنَا آَتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا


"Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul".


Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". (QS Al-Ahzab ayat 66-68).

....Terhadap pemimpin yang menolak syariat Islam sebagai undang-undang, maka berlepas diri darinya adalah syarat syahnya keimanan...


Kita diwajibkan untuk taat kepada orang dalam perkara yang ma'ruf. Dan tidak ada ketaatan dalam hal yang munkar. Tidak ketaatan kepada makhluk dalam masalah kemaksiatan kepada Khaliq (Allah). Begitu sabda Nabi shallallahu 'alihi wasallam menjelaskan.


Sebaliknya kepada kemungkaran kita diwajibkan untuk mengingkarinya dengan tangan, jika tidak mampu dengan lisan, dan jika tidak mampu wajib ingkar dengan hati. Itulah selemah-lemahnya iman. Bukan malah mendukung dan membelanya.


Sesungguhnya di antara macam syirik adalah syirik dalam ketaatan. Yaitu taat kepada makhluk dalam masalah penetapan syariat (aturan) yang bertentangan dengan syariat Allah, di antaranya halal dan haram. Zina diharamkan oleh Allah. Siapa yang membolehkannya dengan dilokalisasi berarti telah menghalalkan yang diharamkan Allah.


Hak menetapkan syariat hanya milik Allah. Syariat yang Allah tetapkan untuk diberlakukan adalah Islam. Maka menerapkan syariat Islam adalah wajib hukumnya. Sedangkan menolak hukum Islam dan mengambil aturan selain Islam, walau itu disepakati rakyat, adalah bagian dari memberikan hak tasyri' kepada selain Allah. Itu kesyirikan dan kekufuran.
وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ
"...dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik." (QS. Al-An'am: 121)


Imam as-Sudi dalam menafsiri ayat ini menjelaskan, "Sesungguhnya orang-orang musyrik berkata kepada kaum mukminin, 'bagaimana bisa kalian mengaku mengikuti keridhaan Allah, sedangkan apa yang Allah sembelih (matikan) kalian tidak mau memakannya, namun yang kalian sembelih sendiri kalian mau memakannya? Maka Allah berfirman, (artinya): "Jika kalian menaati mereka" lalu kalian memakan bangkai, "sungguh kalian telah menjadi musyrik."  (lihat Tafsir Ibnu Katsir).


Maka siapa yang mentaati pemimpin yang menolak syariat Islam, telah menjadikan pemimpin tadi sebagai tandingan bagi Allah dalam ketaatan. Siapa melakukannya telah menjadi musyrik.
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا


"Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus." (Q. al-Baqarah: 256)


Thaghut adalah setiap yang diibadahi selain Allah dan dia ridha, di antaranya ibadah dalam bentuk ketaatan. Dia ridha, bahkan memaksa ditaati, dalam masalah yang bertentangan dengan syariat Islam. Terlebih menolak syariat Islam sebagai undang-undang. Maka berlepas diri darinya adalah syarat syahnya keimanan. Wallahu A'lam bi ash-Shawab!!!


From: "Sharom.bin.Musa@akersolutions.com" <Sharom.bin.Musa@akersolutions.com>
Subject: RE: FW: Tazkirah

Bukankah merupakan tanggungjawab kita untuk memuhasabah para pemimpin yang lalai ini serta menyeru kepada kebaikan dan mencegah segala kemungkaran daripada berlaku? Sudahkah pemimpin lupa akan tanggungjawab mereka untuk mengembalikan kehidupan Islam di tengah- tengah masyarakat? Apakah kita akan terus redha dengan kemungkaran yang diizinkan oleh pemerintah  pada masa ini?

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikkan (Islam), menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

[TMQ Ali Imran (3):104].

Marilah kita renungi aktiviti seharian kita, apakah ia mengarah kepada suatu yang diredhaiNya atau tidak? Fokuskanlah aktiviti seharian kita kepada Islam dan bukannya  aktiviti yang tidak berfaedah, apatah lagi dengan aktiviti maksiat. Bukankah menjadi keinginan kita untuk bertemu dengan Allah 'bi qalbin saleem'?
Hanya dengan menukar perjuangan mereka kepada perjuangan yang berlandaskan Islam dan mengembalikan penerapan syariat Islam secara menyeluruh akan dapat menjadikan umat Islam (yang majoritinya melayu) itu hebat, bukan sebagai melayu, tetapi sebagai umat Islam. Jika masih enggan, maka fahamilah firman Allah SWT yang bermaksud:

" dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". [TMQ Thaahaa (20) :124].


From: ust [mailto:ustmdcd@gmail.com]
Subject: Re: FW: Tazkirah





PM @ TPM PEMERINTAH ( ULIL AMRI YANG SAH )

KERAJAAN BN MALAYSIA


HARUS INGAT ! Mengusik kehormatan dan kredibiliti pemerintah dengan cara memaki-hamun, mencela, menyebarkan aibnya, dan mengkritik mereka secara terbuka adalah satu bentuk kesalahan yang amat besar di sisi Islam.


Bahkan ia termasuk benih-benih pemberontakan terhadap pemerintah yang menjadi sebab rosaknya agama, tergugatnya keamanan, dan menghilangnya kemaslahatan dunia sekaligus.

Perbuatan mengecam dan memburuk-burukkan pemerintah adalah satu bentuk bid'ah yang sengaja diada-adakan dalam perlaksanaan amar ma'ruf nahi mungkar. Ia mula dicipta oleh seorang tokoh Yahudi bernama 'Abdullah B. Saba' yang berpura-pura memeluk Islam ketika zaman pemerintahan Khalifah 'Utsman B. Affan radhiyallahu 'anhu. Disebabkan fitnah yang direka dan disebarkan oleh 'Abdullah B. Saba' inilah akhirnya sejarah Islam menjadi kacau-bilau sehingga terbunuhnya Sdna 'Utsman dan 'Ali.

Ideologi yang beliau cetuskan tersebut kemudiannya makin tersebar hingga meracuni dan memperdaya sebahagian kelompok umat Islam setelah itu yang mengakibatkan munculnya firqah-firqah sesat seperti Khawarij dan syi'ah, yang kemudiannya dari Khawarij lahirnya Murji'ah, Qadariyah, dan Muktazilah.

Lebih awal dari itu, pemikiran mencela pemimpin secara terbuka ini juga telah wujud sejak hayat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam lagi. Bahkan celaan tersebut diungkapkan terus kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tanpa segan-silu di hadapan umum. Orang yang mencela Rasulullah tersebut dikenali sebagai Dzul Khuwaishirah sebagaimana kata Imam Ibnul Jauzi. Beliau menuntut Rasulullah supaya berlaku adil dan bertaqwa kepada Allah kerana pada anggapannya Rasulullah telah berlaku khianat dalam suatu proses pembahagian harta ghanimah ketika itu.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pada ketika itu pun marah dengan celaannya lalu mengatakan:

وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ قَدْ خِبْتَ وَخَسِرْتَ إِنْ لَمْ أَكُنْ أَعْدِلُ

"Celakalah engkau, siapa lagi yang dapat berlaku adil jika aku dikatakan tidak adil? Benar-benar celaka dan rugi jika aku tidak dapat berlaku adil." (Hadis Riwayat al-Bukhari, 11/442, no. 3341)

Kemudian orang tersebut pun berlalu pergi.

Dalam riwayat yang lain setelah orang ini pergi, Rasulullah pun bersabda (kepada para sahabatnya yang hadir ketika itu):

إِنَّ مِنْ ضِئْضِئِ هَذَا قَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنْ الرَّمِيَّةِ يَقْتُلُونَ أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَيَدَعُونَ أَهْلَ الْأَوْثَانِ لَئِنْ أَدْرَكْتُهُمْ لَأَقْتُلَنَّهُمْ قَتْلَ عَادٍ

"Sesungguhnya daripada orang ini akan muncul sekumpulan manusia yang hebat membaca al-Qur'an tetapi bacaannya tidak melepasi kerongkongan. Mereka terlepas dari batas-batas Islam sebagaimana anak panah menembusi sasarannya (buruannya). Mereka membunuh ahlul Islam dan membiarkan hidup ahlul Autsan (penyembah berhala). Jika aku sempat menemui mereka, nescaya akan aku perangi (bunuh) mereka sebagaimana dibunuhnya kaum 'Aad." (Hadis Riwayat al-Bukhari, 22/441, no. 6880)

Ketika membahaskan hadis-hadis ini dan yang berkaitan, Imam Ibnul Jauzi rahimahullah (Wafat: 597H) menyatakan dalam kitabnya Talbis Iblis di bab perbahasan Khawarij, "Dzul Khuwaishirah adalah tokoh khawarij yang pertama sekali muncul dalam sejarah Islam. Ia menganggap dirinya dalam kebenaran berdasarkan sangkaannya semata-mata. Dia tidak memahami bahawa pendapat Rasulullah-lah yang perlu diutamakan dan didahulukan berbanding segala pandangan yang lain. Kemudian daripada Dzul Khuwaishirah ini lahir pula kelompok yang memisahkan diri dari ketaatan terhadap pemerintahan 'Ali radhiyallahu 'anhu. (Rujuk: Talbis Iblis, m/s. 81-82 – Maktabah Syamilah)

Fitnah-fitnah pemisahan dari ketaatan terhadap pemerintahan 'Ali tersebut pun akhirnya mengobarkan api kebencian dan pemberontakan. Termasuk di dalamnya adalah fitnah perang Jamal dan Siffin yang mengakibatkan para sahabat bertembung sesama sendiri akibat diapi-apikan oleh kelompok ketiga berideologikan khawarij.

Pada sela-sela masa seterusnya muncullah tokoh-tokoh khawarij lainnya mewarisi ideologi dua tokoh utama mereka ini (Dzul Khuwaishirah dan 'Abdullah B. Saba'). Antaranya adalah seperti 'Abdullah B. Muljam yang telah membunuh 'Ali radhiyallahu 'anhu ketika sedang keluar untuk solat Subuh dengan pedang yang disapu racun. Manakala sekutu 'Abdullah B. Muljam iaitu al-Barak B. 'Abdullah dan Amr B. Bakar at-Tamimi yang merancang membunuh Mu'awiyah B. Abu Sufiyan dan Amr B. Al-'Ash. 'Abdullah B. Muljam adalah seorang yang kuat beribadah dan hebat bacaan al-Qur'annya, namun sayang manhaj berfikirnya menyimpang dari methodologi para sahabat dalam memahami nash-nash agama.

Di zaman al-Hasan B. 'Ali radhiyallahu 'anhuma, ketika beliau hendak melaksanakan perdamaian dan menyerahkan pemerintahan kepada Mu'awiyah B. Abu Sufiyan, muncul pula tokoh bernama al-Jarrah B. Sinan. Beliau tampil mencela al-Hasan dan Ayahnya 'Ali radhiyallahu 'anhu. Tanpa teragak-agak, al-Hasan pun membunuhnya.

Setelah fasa pemerintahan 'Ali hingga Mu'awiyah B. Abu Sufiyan, muncul pula nama Mirdas B. Udayyah dan Nafi' B. Al-Azraq. Mirdas B. Udayyah adalah tokoh yang lahir dari serpihan pemberontak di zaman 'Ali radhiyallahu 'anhu yang kemudiannya memimpin pemberontakkan menentang pemerintahan Yazid B. Mu'awiyah. Di antara sikap beliau adalah suka mencari-cari kesalahan pemimpin dan mencanangnya untuk memburuk-burukkan.

Daripada Ziyad B. Kusaib, beliau menceritakan:

كُنْتُ مَعَ أَبِي بَكْرَةَ تَحْتَ مِنْبَرِ ابْنِ عَامِرٍ وَهُوَ يَخْطُبُ وَعَلَيْهِ ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَقَالَ أَبُو بِلَالٍ انْظُرُوا إِلَى أَمِيرِنَا يَلْبَسُ ثِيَابَ الْفُسَّاقِ فَقَالَ أَبُو بَكْرَةَ اسْكُتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ أَهَانَهُ اللَّهُ

Pada suatu masa pernah aku berada tepat di bawah mimbar Ibnu 'Amir bersama-sama Abi Bakrah. Ketika itu Ibnu 'Amir sedang memberi khutbah dengan mengenakan pakaian yang nipis (jarang). Lalu Abu Bilal berteriak, "Lihatlah pemimpin kita ini, dia mengenakan pakaian orang fasiq!"

Maka, Abi Bakrah pun berkata, "Diamlah, bahawasanya aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesiapa yang menghina penguasa Allah di muka bumi, nescaya Allah akan menghinakannya." (Hadis Riwayat at-Tirmidzi, Kitab al-Fitan, 8/164, no. 2150. Al-Iraqi berkata, isnadnya sahih dan at-Tirmidzi menghasankannya, Takhrij Ahadits al-Ihya', 5/246, no. 2246. Al-Albani mensahihkannya, Shahih Sunan at-Tirmidzi, 5/224, no. 2224)

Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata:

أبو بلال هذا هو مرداس ابن أدية، خارجي، ومن جهله عد ثياب الرجال الرقاق لباس الفساق

"Abu Bilal dalam hadis tersebut adalah Mirdas B. Udayyah, seorang yang berfahaman Khawarij. Disebabkan kebodohannya, beliau pun menganggap pakaian nipis bagi kaum lelaki sebagai pakaian orang fasiq." (adz-Dzahabi, Siyar A'lam an-Nubala', 3/20 dan 14/508)

Kisah-kisah berkaitan kekacauan akibat fitnah ideologi khawarij ini tidak berhenti setakat itu. Bahkan ia terus berlangsung seiring dengan beredarnya zaman. Termasuklah zaman kita hari ini.

Di antara syi'ar utama kelompok khawarij ini adalah mereka sentiasa berusaha mengambil kesempatan di atas kelemahan para pemerintah umat Islam bagi tujuan memisahkan diri dari ketaatan terhadap kepimpinannya dan berhajat mengambil alih tampuk kuasa tersebut dengan apa jua cara walapun jelas dilarang oleh agama. Mereka menganggap perbuatan memisahkan diri dari ketaatan terhadap pemerintah sebagai salah satu bentuk sarana amar ma'ruf nahi mungkar dan termasuk amalan jihad yang mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Selain itu, mereka juga dikenali memiliki keyakinan (fahaman) bahawa sesiapa sahaja yang melakukan dosa besar adalah kafir. Walaupun adakalanya penetapan dosa tersebut hanya pada andaian mereka semata-mata. Mereka juga terkenal dengan sikap terburu-buru dalam menyesat dan mengkafirkan umat Islam atas alasan dosa besar.

Imam al-Barbahari rahimahullah (Wafat: 329H) berkata:

ومن خرج على إمام من أئمة المسلمين فهو خارجي قد شق عصا المسلمين وخالف الآثار وميتته ميتة جاهلية ولا يحل قتال السلطان ولا الخروج عليه وإن جار وذلك

"Dan sesiapa yang keluar dari ketaatan terhadap para pemerintah umat Islam maka mereka termasuk golongan khawarij. Mereka bertindak memecah-belahkan perpaduan umat Islam dan menentang sunnah. Sekiranya mereka mati, matinya adalah mati jahiliyyah. Tidak boleh mengangkat senjata memberontak (atau memerangi) pemerintah dan tidak boleh keluar dari ketaatan terhadapnya walaupun pemimpin tersebut seorang yang jahat." (Syarhus Sunnah, no. 33)

Para ulama ahlus sunnah menjelaskan pemberontakan terhadap pemerintah yang paling ringan adalah memusuhi dengan hati, kemudian celaan atau hasutan kebencian dengan lisan, dan yang paling berat adalah dengan tangan dan senjata. Menurut Imam asy-Syahrastani rahimahullah (Wafat: 548H) dalam kitabnya al-Milal wa an-Nihal, pemerintah dalam persoalan ini tidak terhad kepada zaman ketika Khulafa' al-Rasyidin atau tabi'in semata-mata, tetapi juga termasuk para pemerintah umat Islam di setiap zaman. Sama ada pemerintah yang adil, zalim, mahupun yang fasiq. Ini sebagaimana kata beliau:

الخوارج والمرجئة والوعيدية كل من خرج عن الإمام الحق الذي اتفقت الجماعة عليه يسمى خارجيا سواء كان الخروج في أيام الصحابة على الأئمة الراشدين أو كان بعدهم على التابعين بإحسان والأئمة في كل زمان

"Al-Khawarij, al-Murji'ah, dan al-Wa'idiyyah digunakan untuk menyebut semua kelompok masyarakat yang keluar dari ketaatan terhadap pemerintah yang sah dan diperakui oleh jama'ah (majoriti) umat Islam. Istilah khawarij digunakan untuk menyebut kelompok masyarakat yang keluar dari ketaatan dan tidak mengakui keabsahan pemerintah yang dilantik sama ada pada zaman para sahabat, khulafa'ur Rasyidin, tabi'in, atau pada masa setelah itu di setiap zaman." (al-Milal wa an-Nihal, 1/113 – Daar al-Ma'rifah)

Imam al-Ajurri rahimahullah (Wafat: 360H) menegaskan bahawa khawarij adalah kaum yang jahat lagi derhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka dikenali rajin beribadah seperti solat malam, berpuasa, dan membaca al-Qur'an, tetapi kebaikan mereka ini sedikitpun tidak memberi manfaat. Kerana mereka memahami nash-nash agama dengan kaedah dan tafsiran yang menyeleweng lagi mengikuti hawa nafsu. Kata beliau:

لم يختلف العلماء قديماً وحديثاً أن الخوارج قوم سوء، عصاة لله عز وجل ولرسوله صلى الله عليه وسلم، وإن صلوا وصاموا، واجتهدوا في العبادة ، فليس ذلك بنافع لهم، وإن أظهروا الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، وليس ذلك بنافع لهم، لأنهم قوم يتأولون القرآن على ما يهوون، ويموهون على المسلمين. وقد حذرنا الله عز وجل منهم، وحذرنا النبي صلى الله عليه وسلم ،وحذرناهم الخلفاء الراشدون بعده، وحذرناهم الصحابة رضي الله عنهم ومن تبعهم بإحسان رحمة الله تعالى عليهم. والخوارج هم الشراة الأنجاس الأرجاس، ومن كان على مذهبهم من سانر الخوارج، يتوارثون هذا المذهب قديماً وحديثاً، ويخرجون على الأئمة والأمراء ويستحلون قتل المسلمين

"Para ulama sepakat menyatakan bahawa khawarij adalah suatu kaum yang jahat dan derhaka kepada Allah dan Rasul-Nya walaupun mereka solat, berpuasa, dan bersungguh-sungguh dalam ibadah. Tetapi kebaikan yang mereka usahakan itu tidaklah memberi sebarang manfaat sedikitpun untuk mereka kerana mereka telah menyelewengkan makna ayat-ayat al-Qur'an bersesuaian dengan hawa nafsunya. Mereka juga menonjolkan amalan amar ma'ruf nahi mungkar, tetapi ia tidak bermanfaat bagi mereka. Kerana mereka gemar menafsirkan al-Qur'an dengan hawa nafsu dan menipu umat Islam.

Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah memberi peringatan kepada kita dari bahaya dan kesesatan mereka. Begitu juga Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, para khulafa al-Rasyidin, para sahabat radhiyallahu 'anhum, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik turut mengingatkan. Khawarij ini dan yang sealiran dengannya adalah orang-orang yang jahat, najis, dan kotor. Mereka saling mewarisi fahaman sesat ini sejak dahulu sehinggalah sekarang. Mereka memisahkan diri dari para pemerintah umat Islam, sehingga ada dari mereka yang menghalalkan tindakan membunuh umat Islam." (al-Ajurri, asy-Syari'ah, 1/22)

Kemudian beliau memberikan satu peringatan tegas untuk kita semua dengan katanya:

قد ذكرت من التحذير عن مذاهب الخوارج ما فيه بلاغ لِمن عصمه الله عَزَّ وَجَلَّ الكريم، عن مذهب الخوارج، ولَم ير رأيهم وصبر عَلَى جَوْر الأئمة، وحَيْف الأمراء، ولَم يَخرج عليهم بسيفه، وسأل الله العظيم كشف الظلم عنه، وعن جَميع المسلمين، ودعا للولاة بالصلاح، وحجَّ معهم، وجاهد معهم كل عدو للمسلمين، وصلى خلفهم الجمعة والعيدين، وإن أمروه بطاعتهم فأمكنته طاعتهم أطاعهم، ولِمن لَم يُمكنه اعتذر إليهم، وإن أمروه بِمعصية لَم يطعهم، وإذا دارت بينهم الفتن لزم بيته، وكفَّ لسانه ويده، ولَم يَهو ما هُم فيه، ولَم يُعن عَلَى فتنته، فمن كَانَ هذا وصفه كَانَ عَلَى الطريق المستقيم إن شاء الله تعالَى

"Sungguh-sungguh aku telah menyebutkan peringatan (tahdzir) terhadap mazhab khawarij. Yang mana pada peringatan tersebut mengandungi khabar bagi orang yang dipelihara oleh Allah 'Azza wa Jalla yang maha Mulia dari mazhab al-khawarij, dan tidak supaya berpegang dengan mazhab mereka, dan hendaklah bersabar dengan kezaliman para pemimpin, juga dengan ketidak-adilan pemimpin, dan tidak keluar dari ketaatan kepada mereka dengan senjata (pedang).

Kita berharap kepada Allah yang maha Agung supaya menghilangkan kezaliman darinya, juga dari semua kaum muslimin, dan mendoakan para pemimpin dengan kebaikan. Juga bersama-sama dengan mereka dalam melaksanakan haji, berjihad menentang musuh umat Islam, solat juma'at dan solat dua hari raya bersama mereka. Sesiapa yang bersifat seperti ini bererti dia berada di atas jalan yang lurus, insyaAllah." (al-Ajurri, asy-Syari'ah, 1/37)

Bibit-bibit pemisahan diri dari ketaatan terhadap pemerintah biasanya bermula dengan perasaan iri dan dengki di dalam hati. Kemudian dengan provokasi kebencian melalui lisan mahupun tulisan. Ini akan mengakibatkan fitnah yang lebih besar lagi seperti perselisihan, pertengakaran, kebencian, kemarahan dan perpecahan. Sehingga akhirnya akan mengakibatkan sikap anti pemerintah dan mungkin pergolakkan di kalangan rakyat untuk menuntut revolusi. Ini akan membawa kepada pertembungan rakyat dengan pemerintah.

Fenomena seperti ini bukan sahaja berlaku pada zaman awal Islam, tetapi terus berlarutan di setiap zaman. Termasuk yang terbaru sebagaimana sedang berlaku di Timur tengah seperti di Tunisia, Mesir, Libya, Bahrain, dan Yaman sekarang. Kesudahan dari perkara ini amatlah buruk, iaitu hilangnya keamanan, rosaknya harta benda, hilangnya jiwa (pertumpahan darah), merugikan masa, dan bahkan hingga hilangnya kedaulatan negara.

Oleh itu, berhati-hatilah dalam bersikap terhadap para pemimpin. Hendaklah kita melazimi manhaj ilmu, sabar, dan bertindak di atas maslahah serta kaedah yang benar. Tidak mengikuti hawa nafsu, emosi dan kebencian sehingga mengikuti jejak langkah kaum sesat Khawarij. Yang kemudian dari fahaman khawarij tersebut menyebabkan munculnya pelbagai bentuk kesesatan dan penyimpangan lainnya.

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah (Wafat: 597H) menyatakan:

ومن رأى هؤلاء أحدث المعتزلة في التحسين والتقبيح إلى العقل وأن العدل ما يقتضيه ثم حدث القدرية في زمن الصحابة وصار معبد الجهني وغيلان الدمشقي والجعد بن درهم إلى القول بالقدر ونسج على منوال معبد الجهني واصل بن عطاء وانضم إليه عمرو بن عبيد وفي ذلك الزمان حدثت سنة المرجئة حين قالوا لا يضر مع الإيمان معصية كما لا ينفع مع الكفر طاعة ثم طالعت المعتزلة مثل أبي الهذيل العلاف والنظام ومعمر والجاحظ كتب الفلاسفة في زمان المأمون واستخرجوا منها ما خلطوه بأوضاع الشرع مثل لفظ الجوهر والعرض والزمان والمكان والكون وأول مسألة اظهروها القول بخلق القرآن وحينئذ سمي هذا الفصل فصل علم الكلام

"Dari semua inilah (fitnah ideologi khawarij), muncul pula golongan al-Muktazilah yang menyerahkan soal penilaian baik dan buruk berdasarkan pertimbangan akal. Keadilan juga dinilai dengan akal. Kemudian muncul pula firqah Qadariyah pada era sahabat. Ia mula diutarakan oleh Ma'bad al-Juhani, Ghailan ad-Dimasyqi, dan Ja'ad B. Dirham.

Kemudian ideologi muktazilah ini dikembangkan oleh Washil B. Atha' (pada fasa tabi'in). Seterusnya ia didukung pula oleh Amr B. Ubaid. Pada ketika inilah muncul pula golongan Murji'ah yang mengatakan, "Suatu maksiat tidak akan memberi sebarang kesan selagi ada keimanan, ini sebagaimana halnya ketaatan yang tidak akan berguna selagi ada kekafiran." Kemudian berkembang lagi pemikiran Muktazilah melalui Abu al-Hudzail B. Al-Allaf, an-Nizham, Ma'mar dan al-Jahizh. Golongan Muktazilah ini kemudiannya menekuni buku-buku falsafah ketika zaman pemerintahan al-Ma'mun.

Melalui buku-buku falsafah tersebut mereka pun membuat kesimpulan (mengeluarkan pendapat) yang bercampur-aduk dengan urusan-urusan syari'at. Ini seperti munculnya istilah-istilah baru berkaitan jisim, bukan jisim, masa, tempat, dan alam. Permasalahan pertama yang mereka lontarkan kepada umum adalah soal status al-Qur'an adalah makhluk. Maka zaman ini disebut sebagai era ilmu kalam (teologi)." (Talbis Iblis, m/s. 87 – Maktabah Syamilah)

Sebenarnya mereka yang memiliki ideologi khawarij ini, dalam masa yang sama mereka juga mungkin membawa ideologi Murji'ah dan Muktazilah. Ini kerana mereka memfokuskan kesalahan hanya di pihak pemerintah semata-mata. Walau sekecil manapun perkara kemungkaran tersebut sekiranya berada di pihak pemerintah, mereka akan berusaha bersungguh-sungguh untuk membongkar dan mengkritiknya lalu menjadikannya sebagai bahan membantai pemerintah di pentas-pentas umum.

Manakala di pihak mereka walau melakukan pelbagai kemungkaran termasuk syirik dan bid'ah, mereka akan membiarkan dan mendiamkannya. Bahkan di sisi mereka, kemungkaran boleh jadi halal atas tiket menentang kezaliman pemerintah. Mereka menganggap mengkritik dan mencerca pemerintah adalah suatu yang tidak memiliki kesalahan sama sekali selagi mana datangnya dari kelompok mereka.

Mereka juga mengimani bahawa menyertai praktik sistem demokrasi yang ada hari ini adalah halal atau sekurang-kurangnya tidak akan memberi kesan dosa atas tiket (wasilah) menjatuhkan pemerintah yang mereka anggap sebagai jihad amar ma'ruf nahi mungkar.

Mereka juga boleh bersama sesiapa sahaja sama ada golongan yang fasiq, ahli bid'ah, pelaku syirik, si kafir harbi atau penyembah berhala (ahlul autsan) atas fokus menentang pemerintah orang Islam yang sah.

Dan mereka tidak akan mengkritik sesiapa sahaja di pihak mereka dengan menganggapnya sebagai tidak ada apa-apa. Atau mungkin paling tinggi pun, akan bersikap basa-basi dan acuh tidak acuh dengan kesalahan teman-teman mereka. Sebaliknya akan menentang habis-habisan sesiapa sahaja yang berada di sisi pemerintah.

Inilah bentuk-bentuk pemikiran murji'ah yang menyelinap dalam kelompok penentang pemerintah hari ini dari kalangan pembangkang atau pergerakan dakwah politik.

Setelah mereka bergelumang dengan ideologi khawarij dan murji'ah, dalam masa yang sama juga mereka akan mengambil kaedah-kaedah muktazilah iaitu mengedepankan akal dalam mentakwil nash-nash syari'at bagi menghalalkan segala bentuk perbuatan mungkar mereka.

Demikianlah dahsyat dan rosaknya akar pemikiran khawarij. Inilah yang banyak berlaku dalam kalangan golongan pembangkang yang memusuhi pemerintah di pelbagai negara Islam hari ini.

Sebab itulah Imam asy-Syahrastani (Wafat: 548H) berkata dalam al-Milal wa an-Nihal:

والمرجئة: صنف آخر تكلموا في الإيمان والعمل إلا أنهم وافقوا الخوارج في بعض المسائل التي تتعلق بالإمامة

"al-Murji'ah adalah satu kelompok yang berbicara tentang iman dan amal, tetapi dalam masa yang sama kelompok ini sepakat dengan khawarij dalam beberapa perkara terutamanya tentang pemerintahan (imamah)." (al-Milal wa an-Nihal, 1/113 – Daar al-Ma'rifah)

Untuk melihat lebih lanjut berkaitan kecelaruan pemikiran khawarij moden ini, para pembaca boleh merujuk karya Syaikh 'Abdul Malik Ramadhani al-Jaza'iri yang berjudul, Madarikun Nadzar fii as-Siyasah wa al-Ihfi'aalat al-Hamaasiyyah.

Dalam kitabnya tersebut Syaikh 'Abdul Malik menukilkan sebahagian perkataan salaf yang menyatakan bahawa Khawarij adalah murji'ah dalam masa yang sama. Antara nukilan tersebut, "Murji'ah beranggapan tidak wajib mentaati pemerintah" sebagaimana disebutkan oleh Imam ash-Shabuni dalam Aqidatus Salaf Ashhabul Hadits.

Kemudian kata Imam Ahmad, "Bahawasanya Khawarij itulah murji'ah." Kemudian beliau menukilkan - Termasuk di dalam sikap dan karektor pemikiran murji'ah adalah mereka mendiamkan kesesatan ahli bid'ah dan tidak membongkarnya. Sebaliknya mereka mencela dan memperlekehkan pula orang yang mengajarkan sunnah dan tauhid.

Selain itu, beliau juga menyatakan bahawa murji'ah memiliki sikap bertoleransi dengan sesiapa sahaja sama ada dari kalangan ahli maksiat mahupun ahli bid'ah selagi mana bersama-sama kelompok mereka. Kenyataan ini beliau nukilkan daripada Majmu' al-Fatawa oleh Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah (12/467) dan Badai'u at-Tafsir oleh Ibnul Qayyim.

Kemudian beliau menyebutkan dengan kata-kata yang tegas:

ولا يَختلف اثنان أن هذا من أعظم الأسس التي يرتكز عليها دين الحركية؛ وهل ثَمَّ أحدٌ يُنكر مقولتهم: (ليَعذر بعضنا بعضاً فيما اختلفنا فيه، ولنعمل فيما اتَّفقنا عليه!!)، وقد بيّنت ـ في هامش قريب ـ من كلام حسن البنا أنهم يَعنون الاختلاف بإطلاق! قالوا هذا؛ لأنهم لو أخذوا يُنكرون على أهل البدع لضيَّعوا أكثر متبوعيهم الذين يمدّونهم في الغيّ!

"Tidak ada yang menyanggah bahawa kaedah seperti ini adalah prinsip (atau asas) utama bagi sebuah dakwah dalam harakah (atau parti) politik. Adakah sesiapa yang mempertikaikan bahawa merekalah yang mengatakan, "Marilah kita saling bertoleransi dalam apa yang diperselisihkan, dan marilah kita bekerjasama dalam perkara yang kita sepakati."

Telah saya jelaskan pada nota kaki sebelumnya daripada perkataan Hasan al-Banna bahawa maksud mereka adalah merujuk segala bentuk perselisihan! Mereka sengaja mencanangkan kaedah tersebut kerana apabila mereka menyanggah ahli bid'ah, maka akan bertempiaran larilah para pengikut mereka yang selama ini membantu mereka dalam kesesatan!" (Madarikun Nadzar fii as-Siyasah, m/s. 257)

Demikianlah syubhat dan celarunya pemikiran kelompok sesat penentang pemerintah bermazhab khawarij. Atas sebab itulah disebutkan daripada sebuah hadis bahawa Khawarij adalah anjing-anjing neraka.

Ini antaranya sebagaimana dalam hadis berikut:

عَنْ سَعِيدُ بْنُ جُمْهَانَ قَالَ لَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أَوْفَى وَهُوَ مَحْجُوبُ الْبَصَرِ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ قَالَ لِي مَنْ أَنْتَ فَقُلْتُ أَنَا سَعِيدُ بْنُ جُمْهَانَ قَالَ فَمَا فَعَلَ وَالِدُكَ قَالَ قُلْتُ قَتَلَتْهُ الْأَزَارِقَةُ قَالَ لَعَنَ اللَّهُ الْأَزَارِقَةَ لَعَنَ اللَّهُ الْأَزَارِقَةَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ كِلَابُ النَّارِ قَالَ قُلْتُ الْأَزَارِقَةُ وَحْدَهُمْ أَمْ الْخَوَارِجُ كُلُّهَا قَالَ بَلَى الْخَوَارِجُ كُلُّهَا قَالَ قُلْتُ فَإِنَّ السُّلْطَانَ يَظْلِمُ النَّاسَ وَيَفْعَلُ بِهِمْ قَالَ فَتَنَاوَلَ يَدِي فَغَمَزَهَا بِيَدِهِ غَمْزَةً شَدِيدَةً ثُمَّ قَالَ وَيْحَكَ يَا ابْنَ جُمْهَانَ عَلَيْكَ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ عَلَيْكَ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ إِنْ كَانَ السُّلْطَانُ يَسْمَعُ مِنْكَ فَأْتِهِ فِي بَيْتِهِ فَأَخْبِرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فَإِنْ قَبِلَ مِنْكَ وَإِلَّا فَدَعْهُ فَإِنَّكَ لَسْتَ بِأَعْلَمَ مِنْهُ

Daripada Sa'id B. Jumhan, beliau berkata, "Aku menemui 'Abdullah B. Abi Aufa, ketika itu beliau tidak dapat melihat (buta). Kemudian aku mengucapkan salam kepadanya.

Beliau bertanya, "Siapakah engkau?" Aku menjawab, "Aku adalah Sa'id B. Jumhan."

Beliau bertanya lagi, "Apakah yang dilakukan oleh ayahmu?" Aku menjawab, "Beliau telah dibunuh oleh (kaum) al-Azariqah." Beliau pun berkata, "Semoga Allah melaknat kelompok al-Azariqah. Semoga Allah melaknat kelompok al-Azariqah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah menceritakan kepada kami, bahawa mereka adalah anjing-anjing neraka."

Aku bertanya, "Adakah hanya kelompok al-Azariqah sahaja, atau merujuk kepada semua kaum Khawarij?" Beliau menjawab, "Ya, benar. Semua kaum Khawarij."

Aku berkata, "Sesungguhnya para penguasa sedang menzalimi rakyat dan berbuat tidak adil kepada mereka." Akhirnya Abdullah bin Abi Aufa memegang tanganku dan menggenggamnya dengan sangat erat, lalu beliau berkata, "Duhai celaka kamu wahai Ibnu Jumhan. Hendaklah kamu sentiasa bersama as-Sawadul A'dzam, hendaklah kamu sentiasa bersama as-Sawadul A'zham.

Sekiranya engkau mahu penguasa tersebut mendengar nasihat kamu, maka datangilah rumahnya dan beritahulah kepadanya apa-apa yang kamu ketahui sehingga ia menerimanya. Jika tidak, maka tinggalkanlah, kerana kamu tidak lebih tahu daripada dia." (Hadis Riwayat Ahmad, Musnad Ahmad, 32/157, no. 19415. Lihat tahqiq Syu'aib al-Arnauth. Majmu' az-Zawa'id, 5/414, no. 9163. Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thabrani, dan para perawi Ahmad adalah perawi tsiqah." Dinilai hasan oleh al-Albani, Dzilal al-Jannah, 2/143, no. 905 dan Abdus Salam Barjas dalam Mu'ammalatul Hukkam)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

"Sesiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir (Kiamat), hendaklah ia berkata yang baik-baik atau hendaklah ia diam." (Hadis Riwayat al-Bukhari, 20/116, no. 5994)

Umar al-Bakkali pernah menyatakan:

إذا كانت عليكم أمراء يأمرونكم بالصلاة والزكاة، حلت لكم الصلاة خلفهم، وحرم عليكم سبهم

" Apabila kamu dipimpin oleh pemimpin yang memerintahkan kamu untuk solat dan mengeluarkan zakat, maka halal bagi kamu solat di belakang mereka, dan diharamkan ke atas kamu mencaci-maki mereka."

Syaikh 'Abdus Salam B. Barjas menyatakan tentang riwayat ini, "Menurut al-Hafiz dalam al-Ishabah, sanadnya sahih." (Rujuk: Mu'ammalatul Hukkam fi Dhaw al-Kitab wa as-Sunnah)

Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan:

عون السهمى اتيت ابا امامة فقال لا تسبوا الحجاج فانه عليك امير وليس على بامير

Daripada as-Sahmi katanya, " Aku mendatangi Aba Amamah, lalu beliau berkata:

"Janganlah kamu mencela (mengutuk dan menghina) al-Hajjaj, kerana beliau adalah penguasa bagi kamu dan bukan penguasa bagiku." (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, at-Tarikh al-Kabir, 7/18, no. 83 - Maktabah Syamilah)

Abu Umamah tinggal di Syam, manakala as-Sahmi tinggal di Iraq yang mana pemimpin di Iraq ketika itu adalah al-Hajjaj B. Yusuf ats-Tsaqafi, gabernor kepada 'Abdul Malik B. Marwan. Telah sedia maklum bahawa al-Hajjaj B. Yusuf ats-Tsaqafi ini adalah seorang pemimpin yang zalim, bengis, dan fasiq.

Syaikh 'Abdul Malik Ramadhani al-Jaza'iri hafizahullah menegaskan:

وعلى كل حال فإن مجرَّد التحريض على السلطان المسلم ـ وإن كان فاسقا ـ صنعة الخوارج، قال ابن حجر في وصف بعض أنواع الخوارج: "والقَعَدية الذين يُزَيِّنون الخروجَ على الأئمة ولا يباشِرون ذلك"، وقال عبد الله بن محمد الضعيف: "قَعَدُ الخوارج هم أخبث الخوارج

" Apapun, walau hanya sekadar melakukan provokasi (menebar kebencian) terhadap pemerintah umat Islam walaupun pemerintah tersebut fasiq, ia telah layak dilabel khawarij. Ketika menjelaskan berkaitan beberapa pecahan kelompok khawarij, Ibnu Hajar berkata, "Di antaranya adalah al-Qa'adiyah, iaitu kelompok yang membuat provokasi (menebar kebencian) untuk keluar dari ketaatan terhadap pemerintah sedangkan mereka sendiri tidak terlibat secara langsung dalam pemberontakan tersebut." 'Abdullah B. Muhammad adh-Dhaif berkata, "Kelompok al-Qa'adiyah ini merupakan pecahan kelompok khawarij yang paling jijik." (Madarikun Nadzar fii as-Siyasah, m/s. 266)

Sebab itulah antaranya Imam asy-Syaukani rahimahullah (Wafat: 1250H) menegaskan bahawa mereka yang menyebarkan kebencian terhadap para pemerintah wajib diambil tindakan supaya dia meninggalkan perbuatannya tersebut. Sekiranya dia berdegil, maka dia boleh dihukum penjara atau yang seumpamanya. Ini adalah sebagaimana kata beliau berikut:

ويؤدب من يثبط عنه" فالواجب دفعه عن هذا التثبيط فإن كف وإلا كان مستحقا لتغليظ العقوبة والحيلولة بينه وبين من صار يسعى لديه بالتثبيط بحبس أو غيره لأنه مرتكب لمحرم عظيم وساع في إثارة فتنة تراق بسببها الدماء وتهتك عندها الحرم وفي هذا التثبيط نزع ليده من طاعة الإمام

" Orang yang melakukan provokasi dan kekacauan (membakar emosi rakyat) untuk membenci pemerintah, mereka wajib diberi hukuman, maka yang diwajibkan adalah menghentikan perbuatannya (agar tidak timbul kekacauan).

Jika mereka tidak juga berhenti dari melakukan kekacauan (provokasi tersebut), maka mereka berhak mendapat hukuman yang berat dan dipisahkan daripada orang-orang yang mereka provokasikan, sama ada dengan cara dipenjara atau selainnya.

Ini adalah kerana mereka telah melakukan suatu perkara yang sangat-sangat diharamkan dan dalam masa yang sama telah berusaha menebar fitnah yang berpotensi mengakibatkan pertumpahan darah serta mencemarkan kehormatan yang menodai harga diri. Provokasi seperti inilah yang menyebabkan seseorang keluar dari ketaatan terhadap pemerintah." (asy-Syaukani, as-Sailul Jarrar, 1/942 – Maktabah Syamilah)

Ini kerana perbuatan mencela dan dan melaungkan kebencian terhadap pemerintah ini mengandungi larangan yang berat dan akibat yang buruk. Ia termasuk salah satu ciri kebid'ahan khawarij. Bahkan tidak sedikit para pemerintah yang terbunuh akibat dari perbuatan provokasi dan kritikan secara terbuka yang kemudiannya melahirkan bibit pemberontakan. Di antaranya adalah dari kalangan khulafa'ur Rasyidin sendiri seperti khalifah 'Utsman radhiyallahu 'anhu.

Di mana sebab utama terbunuhnya 'Utsman radhiyallahu 'anhu adalah apabila gabernornya mula dicela. Secara automatik, ia memberi kesan kepada beliau sebagai orang yang bertanggungjawab melantik mereka. Fitnah-fitnah kebencian terhadap 'Utsman juga turut disebarkan sehingga keadaan menjadi kacau-bilau. Akhirnya 'Utsman pun dibunuh.

Dari semua ini, seharusnya kita sedar dan tidak menyia-nyiakan masa yang ada dengan menyibukkan diri menentang pemerintah. Sebaliknya hendaklah kita melazimi ilmu yang benar demi memahami sebuah manhaj yang murni dan haq iaitu ahlus sunnah wal-jama'ah yang berdiri di atas nash-nash al-Qur'an, al-hadis, dan kefahaman salafus soleh.

Cara Mengenali Khawarij Ketika Mereka Bersembunyi di Tengah Masyarakat

Tanda-tanda Khawarij dapat diketahui sebagai berikut:
  • Adanya majelis-majelis rahsia
Anda akan dapati mereka selalu menyembunyikan pembicaraan-pembicaraan dan pertemuan-pertemuan mereka serta berupaya menghindar dari pandangan manusia yang tidak sejalan dengan paham mereka. Majlis-majlis rahsia tersebut mereka adakan di tempat-tempat khusus mereka atau kadang-kadang di alam terbuka yang jauh dari keramaian manusia, bahkan kadang-kadang di tempat-tempat peristirehatan untuk menghindari adanya keraguan dan kecurigaan pihak lain terhadap mereka. Bisa juga di gua-gua dan yang sebagainya. Kemudian mereka namakan majlis-majlis rahsia tersebut dengan majlis-majlis ilmiah. 

Berkata seorang khalifah dari Dinasti Umawi yang terkenal dengan keadilannya yaitu Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz rohimahullohu:
"Jika anda melihat sekelompok orang yang secara khusus melakukan pembicaraan rahsia berkaitan dengan urusan umat, maka ketahuilah sesungguhnya mereka sedang meletakkan pondasi kesesatan."
Maka kalau seandainya mereka duduk berkumpul dalam rangka mencari ilmu dan faedah ilmiah kenapa pihak yang tak sefaham (tidak satu kelompok) dengan mereka tidak diizinkan untuk duduk bersama mereka serta tidak diizinkan masuk ke tempat-tempat pertemuan mereka?!! Ketahuilah sesungguhnya tempat ilmu itu adalah masjid-masjid. 
  • Kaum Khawarij adalah orang-orang yang semangat dalam ibadah. Mereka itu bukanlah para pelaku kemaksiatan atau para preman. 
  • Kaum Khawarij adalah orang-orang yang muda usianya serta dungu cara berfikirnya, dan mereka sama sekali bukan dari kalangan ulama. 
  • Khawarij selalu berupaya menyembunyikan berbagai operasi jaringan mereka dari keumuman manusia dan tidak mahu menampakkan identiti (jati diri) mereka secara terang-terangan. 
  • Khawarij selalu menampakkan diri mereka dengan slogan amar ma'ruf nahi munkar dalam rangka menarik simpati manusia. 
  • Khawarij sering meletakkan dalil-dalil Al Qur'an dan As Sunnah bukan pada tempatnya. 
  • Khawarij tidaklah pernah menimba ilmu dari para ulama (Ahlus Sunnah Wal Jama'ah), dan sesungguhnya mereka hanya bersandarkan pada pemahaman mereka yang pendek serta doktrin-doktrin para pemimpin mereka yang jahil (bodoh). 
  • Khawarij selalu berupaya untuk berdalil dengan dalil-dalil yang mutasyabbih (belum jelas dan masih samar) baik dari Al Qur'an maupun Al Hadits serta meninggalkan dalil-dalil yang muhkam (jelas dan pasti), sebagaimana hal itu memang kebiasaan para pengusung kesesatan.
Wallahu a'lam...


2011/10/17 <Sharom.bin.Musa@akersolutions.com>
 


From: ahmad  
 Subject: Tazkirah
 
 Salam. 
 
Ustaz Azhar Idrus - Undi BN dapat Saham



Ustaz Azhar Idrus - Kasino, Masjid, Ilmu Tok Guru, No. Ekor



wassalam.

YouTube - Videos from this email


 
SOALAN : 

Keluarga saya keseluruhannya UMNO tulen. Ibulah ahli paling kuat kerana dia telah lama menerajui kepimpinan kaum ibu UMNO satu bahagian di Johor. Saya tidak berminat kepada UMNO, saya lebih berminat kepada PAS. Tetapi masih belum berani hendak berterang-terangan. Saya ingin tahu lebih mendalam apa istimewanya PAS berbanding UMNO dan apakah hujah kuat saya, kalau saya hendak berhadapan dengan keluarga. khususnya ibu, untuk mengajak mereka semua keluar UMNO ? 
- Hide quoted text -



RIDHUAN ISMAIL, 
Damansara Utama 


JAWAPAN : 

Persoalan yang saudara kemukakan adalah lumrah dihadapi ramai anggota masyarakat Islam di Malaysia. Dilema dalam berpolitk. 
Bagi yang tidak mengambil kisah dan suka mengambil jalan pintas mudah dan "menguntungkan" ikut sahaja arus politik yang ada. Arus deras membawa manusia kepada UMNO. 

Berjuang bersama UMNO tidak banyak masalah dan ada keuntungan duniawi. Jika masuk PAS anda terpaksa melalui banyak rintangan kerana terpaksa menongkah arus. 
Banyak kemudahan akan di sekat, kena berjuang pula bersusah payah. Hendak mengubah sesuatu yang sudah "establish" bukan sesuatu yang mudah. 

Jika hendak jawapan mudah, lagi senang di jawab, anda wajar fahami bahawa UMNO adalah Parti Kebangsaan Melayu Bersatu, agenda utamanya adalah perjuangan bangsa dan pembangunan negara. 
Sedangkan PAS adalah Parti Islam Se-Malaysia. Agenda perjuangan utamanya adalah memartabatkan Islam dan membangun negara secara Islam. 
Sebagai seorang Islam dan sebagai keluarga Islam anda hendak memilih yang mana? Yang memperjuangkan Islamkah atau perjuangan bangsa?Anda boleh fikir sendiri. 

Persoalan untung rugi, senang susah bukan persoalan mudah yang boleh dijawab secara mendatar. Ia merupakan persoalan asas penghidupan Muslim sebenar, mesti diteliti dengan mendalam dan memahami apa sebenarnya erti perjuangan serta apa hakikat agama. 

Penghidupan Muslim sebenarnya, tidak lagi merupakan manifestasi daripada realiti kehidupan beragama. Realiti inilah yang perlu kita hayati daripada ikrar setiap hari dalam solat kita. 

Kita membaca pada awal solat selepas takbiratul ihram yamg bermaksud, "sesungguhnya solatku, hidupku, matiku adalah kerana Allah, Tuhan sekelian alam." 
Kata-kata tersebut diambil dari ayat al-Quran dalam surah al-An'am, ayat 162-163, dibaca setiap kali dalam solat. Kita berjanji dengan Allah, kita hendak menjadi orang yang menyerah diri kepada-Nya, mematuhi titah perintah-Nya dalam semua hal penghidupan. 

Oleh kerana itu dalam berpolitik, tentulah sebagai muslim, kita perlu berpolitik secara Islam. Kita perlu memperjuangkan Islam bersungguh-sungguh, bukan secara retorika yang hanya sedap di dengar tetapi kosong pengisiannya. 

Ingatlah, kita sudah merdeka melebihi setengah abad. Ia merupakan masa lama bagi sesebuah kerajaan, untuk melaksanakan Islam yang syumul. 

Rasulullah s.a.w memulakan perjuangan untuk mendaulatkan Islam bermula dari sifar dan dalam 23 tahun sahaja segala-galanya tercapai. Islam bukan sahaja di daulatkan di Makkah dan Madinah, Islam diterima sebagai cara hidup dari yang tidak Islam kepada Islam di mana sahaja Islam sampai. 

Mari kita bertanya selepas setengah abad berlalu, apakah yang kita buat untuk Islam dan untuk Allah? 

Islam memerlukan pejuang-pejuang yang kental untuk menongkah arus. Mengubah dari yang tidak Islamik kepada arus Islam. Perlu diingatkan bahawa, apa sahaja kerja kita di dunia, tidak habis di dunia. Kita pasti akan menghadapi perhitungan di hadapan Allah azza wajalla. 

Firman Allah (mafhumnya): "Maka sesiapa yang berbuat amal kebajikan walau sebesar zarrah sekalipun akan di balas oleh Allah. Dan sesiapa yang membuat amal kejahatan walaupun sebesar zarrah sekalipun, akan di balas Allah" (Surah az-zalzalah, ayat 7-Cool 

Kerja berpolitik untuk memartabatkan Islam adalah kerja besar yang penuh dengan cabaran dan pengorbanan. Ia adalah ibadah yang pasti akan dibalas Allah. 
Kerja-kerja Islam adalah untuk Allah, atas perintah Allah maka sudah tentunya akan mendapat balas Allah di akhirat kelak. Jika anda berpolitik kerana dunia dan demi untuk membangunnya sahaja, Allah akan beri dunia untuk perjuangan dunia, untuk tamadun, Allah akan berikan tamadun. 

Akan tetapi perlu dibimbangi di akhirat nanti kita akan menempuh kerugian besar. Firman Allah (mafhumnya) "Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan kami tambah keuntungan itu baginya, dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia sahaja, kami berikan sahaja keuntungan yang dikehendaki itu, dan tiada baginya habuan di akhirat" (Surah asy-syura,ayat 20) 

PAS dalam perlembagaannya, sejak diluluskan oleh Pendaftar Pertubuhan pada tahun 1951, hingga ke hari ini telah termaktub dalam Fasal Ketiga, "Dasar PAS adalah Islam, seruan PAS adalah Allahuakbar."

Dalam Fasal Kelima( Tujuan PAS) disebut, "Memperjuangkan wujudnya di dalam negara ini sebuah masyarakat dan pemerintahan yang terlaksana di dalamnya nilai-nilai hidup Islam dan hukum-hukumnya menuju keredaan Allah dan mempertahankan kesucian Islam serta kemerdekaan dan kedaulatan negara" 

Adapun mengenai saudara hendak memilih parti mana, atau dalam pilihanraya akan datang anda hendak memilih sesiapa, terpulanglah. 
Saya menasihatkan, renungilah di dalam diri anda, berbaloikah perjuangan semata-mata kepada dunia, yang berteraskan kepada kepentingan yang sementara, memilih dunia dan memperkecilkan tuntutan agama. 

Perjuangan yang menjadikan Islam itu disesuaikan dengan kehendak masa, sedangkan tuntutan yang sebenarnya, masa dan keadaanlah yang mesti disesuaikan dengan kehendak Islam. 

Ingatlah bahawa kita pasti akan kembali kepada Islam semuanya. Akan ditanya nanti apakah sumbangan kita untuk memartabatkan agama Allah dan apakah usaha kita menegakkan agama Allah sebenar-benarnya? 
Apakah kita mampu mengelak persoalan itu dengan menjawab bahawa kita tidak mengetahui tanggungjawab sebenar kita sebagai seorang Muslim? 



 





 


This e-mail and any attachment are confidential and may be privileged or otherwise protected from disclosure. It is solely intended for the person(s) named above. If you are not the intended recipient, any reading, use, disclosure, copying or distribution of all or parts of this e-mail or associated attachments is strictly prohibited. If you are not an intended recipient, please notify the sender immediately by replying to this message or by telephone and delete this e-mail and any attachments permanently from your system.


This e-mail and any attachment are confidential and may be privileged or otherwise protected from disclosure. It is solely intended for the person(s) named above. If you are not the intended recipient, any reading, use, disclosure, copying or distribution of all or parts of this e-mail or associated attachments is strictly prohibited. If you are not an intended recipient, please notify the sender immediately by replying to this message or by telephone and delete this e-mail and any attachments permanently from your system.




__._,_.___
Recent Activity:
Free download [Internet Explorer/Firefox]:
Hidayahnet Toolbar [no virus, adware, malware etc]
http://hidayahnet.ourtoolbar.com

--------------------------------------------------------------------------
**Boycott Israel**Support Palestine**

All views expressed herein belong to the individuals concerned and do not in any way reflect the official views of Hidayahnet unless sanctioned or approved otherwise.

If your mailbox clogged with mails from Hidayahnet, you may wish to get a daily digest of emails by logging-on to http://www.yahoogroups.com to change your mail delivery settings or email the moderators at hidayahnet-owner@yahoogroups.com with the title "change to daily digest".

--------------------------------------------------------------------------

Affiliates:
iPerintis - eGroup untuk Saintis dan Jurutera Muslim 
http://groups.yahoo.com/group/iperintis/

Hidayahnet Toolbar [no virus, adware, malware etc]
http://hidayahnet.ourtoolbar.com

Recommended sites:
Angkatan Belia Islam Malaysia  : http://www.abim.org.my
Ikram Malaysia                 : http://www.ikram.org.my
Palestinkini Info              : http://www.palestinkini.info
Partai Keadilan Sejahtera      : http://pk-sejahtera.org
Fiqh Siber                     : http://al-ahkam.net/
The Muslim Brotherhood         : http://ikhwanweb.com
Hidayahnet website             : http://hidayahnet.multiply.com/ 
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment